Senin, 16 Februari 2015

Sepenggal Cerita Menuju Sunset

ini cerita minggu kemarin

janjian sama kak erwin di mall. we spending our sunday afternoon di MP. Saya sibuk hunting buku di gramedia dan dia pergi nonton film [entah judulnya apa saya lupa] di XXI. Habis dari situ, bingung lah mau kemana. Mau makan belum laper. Mau pulang, masih sore.. ahahaha

"Pi liat sunset yuk, di akkarena, mumpung masih jam 5, masih keburu"
 " oke. ayok"

maka melajulah 1430 MV menuju akkarena..

Lalu entah cerita dari mana kemana, memasuki jalan metro tanjung bunga, pembicaraan mengarah ke soal jodoh..

" kak, jodoh itu ada waktunya kah? kok orang bisa menikah sampai beberapa kali? tiap kali nikah bilangnya ini jodoh saya, trus pas pisah bilangnya mungkin jodohnya sudah selesai"

"gak gitu en, jodoh itu orang yang akan kamu temani terus sepanjang hidupmu"

"..."

"misalnya, ada laki laki nikah, terus ada anaknya perempuan. Istrinya duluan meninggal. Lalu si suami memilih tidak menikah dan membesarkan putrinya sendirian. Lalu hidup sampai tua dengan anaknya. Berarti jodoh laki laki itu yah anaknya"

"hhah?!"

"jodoh itu tidak terbatas pada siapa pasanganmu kelak"

"...." terdiam, masih mencerna kalimat barusan

sebenarnya masih ada lanjutan adu argumen setelah itu. Tapi off the record saja. kalau diposting begini, saya nanti keliatan begonya berdebat sama mantan ketua himpunan :p

Lalu sampai lah di akkarena, dikit lagi matahari mau terbenam. banyak orang yang sibuk foto foto. Saya juga dengan semangat pergi foto foto sunset.

"kenapa banyak orang pergi foto foto kah? padahal tinggal buka google, search sunset, muncul banyak foto foto sunset yang bagus"

"kakak.. ini bagus kak. ini mainstream. melakukan hal hal yang mainstream menjaga kita untuk tetap waras"

"melakukan hal hal yang mainstream hanya sebagai pembenaran agar tidak terlihat aneh"

"..."

saya kalah lagi.
-_-;





Tidak ada komentar:

Posting Komentar